Keajaiban Tasbih dan Dzikir

|

Rasulallah saw bersabda, "siapa bertasbih kepada Allah sebanyak 33kali setiap selesai shalat; bertahmid pada Allah sebanyak 33kali; dan bertakbir kepada Allah 33kali; maka totalnya 99kali. Kemudian digenapkan menjadi 100 dengan bacaan Laa ilaha illa Allah wahdahu laa syariika lah lahu al-mulk wa lahu al-hamd wa hua 'ala kulli syay'in qadir, maka Allah akan mengampuni semua kesalahan-kesalahannya, meskipun sebanyak buih di lautan" (Abu Hurairah, shahih muslim, kitab al-masajid no.146)

Alkisah Ibn 'Abbas r.a. menuturkan,
"Ketika Allah SWT menciptakan Arasy, Allah memerintahkan para malaikat pemikul Arasy agar memikil Arasy tersebut. Lalu mereka merasa berat memikulnya, Maka Allah berfirman, "Bacalah, subhan Allah," para malaikat pun membaca subhan Allah, hingga mereka merasa ringan memikul Arasy.

Malaikat-malaikat terus membaca subhan Allah sepanjang masa sampai Allah menciptakan Nabi Adam as. Ketika Nabi Adam as bersin, Allah mengilhami kepadanya agar membaca Al-hamd li Allah. Maka Allah berfirman, "Yarhamuk rabbuk (semiga Allah memberkatimu). Karena itulah Aku menciptakanmu, wahai Adam".

Para malaikat berkata, ini adalah kalimat kedua yang Agung, dan kami tidak boleh melupakan kalimat ini. Mereka menyambungkan kalimat tersebut dengan kalimat pertama sehingga sepanjang masa malaikat membaca, "Subhan Allah wal hamd li Allah". Malaikat-malaikat terus membaca kalimat tersebut sampai Allah mengutus Nabi Nuh as.

Dalam sejarah disebutkan bahwa kaum Nabi Nuh as adalah orang pertama yang menjadikan berhala sebagai sesembahan. Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh as agar ia menyuruh kaumnya untuk mengatakan "Laa Ila ha Illa Allah", hingga Allah meridhoi mereka.

Malaikat berkata, Ini adalah kalimat ketiga yang agung yang kami gabungkan dengan dua kalimat sebelumnya. Mereka pun mulai membaca, "Subhan Allah wa Al-Hamd li Allah Walaa ilaha illa Allah. Kalimat ini terus diucapkan para malaikat sampai Allah mengutus Nabi Ibrahim as.

Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as agar mengurbankan anak kesayangannya, Ismail. Kemudian Allah menggantikannya dengan seekor domba. Ketika Nabi Ibrahim as melihat domba itu ia berkata, "Allahu Akbar", sebagai luapan kegembiraannya.

Malaikat berkata, ini adalah kalimat keempat yang agung. Kami akan menggabungkannya dengan ketiga kalimat sebelimnya, Akhirnya para malaikat itu mulai membaca "Subhan Allah wa Al-Hamd li Allah walaa ilaha illa Allah wa Allahu Akbar".

Waktu malaikat Jibril menceritakan hal ini kepada Rasulallah saw, maka karena kekagumannya, berilau berkata La hawla wala Quwwata illa bi Allah Al-Ali al-Azhim. Maka, Jibril berkata, Ini adalah kalimat penutup dari empat kalimat agung sebelumnya.

Diriwayatkan bahwa Nabi Musa as berkata, "Wahai Tuhanku, bagaimana saya dapat membedakan antara orang yang Engkau cintai dan orang yang Engkau benci?" Allah menjawab, "Hai Musa, sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua tanda kepadanya" Musa bertanya, "Wahai Tuhanku, apa kedua tanda itu?" Allah menjawab, "Aku akan mengilhami kepadanya agar ia bedzikir kepada-Ku, agar Aku dapat menyebutnya di kerajaan-Ku, agar ia tidak terjerumus ke dalam azab dan siksa-Ku"." Hai Musa, jika Aku membenci seorang hamba, maka aku akan menjadikan dua tanda kepadanya." Musa bertanya, "Wahai Tuhanku, apa kedua tanda itu?" Allah menjawab, "Aku akan melupakannya berdzikir kepada-Ku dan Aku akan melepaskan ikatan antara dirinya dan jiwanya, agar dia terjerumus ke dalam lautan murka-Ku sehingga ia merasa siksa-Ku".

Mu'adz ibn Jabal r.a. berpesan, "Tidak ada satu amalan pun yang dapat menyelamatkan manusia dari siksa Allah, selain zikir kepada Allah." Ditanyakan kepadanya, "Tidak juga jihad di Jalan Allah?" Mu'adz menjawab, "tidak juga jihad di jalan Allah. Bukankah Allah telah berfirman, "...dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah–ibadah lainnya (al_ankabut 45)

Sebagian ahli hikmah berkata, "sesungguhnya Allah memiliki surga di dunia. Siapa yang memasukinya maka kehidupannya menjadi tentram. Ditanyakan, Apa surga itu?. Dijawab "Majelis dikir".
Sebagian Ulama menyatakan, Jika penutup pahala amal-amal disingkapkan di hari kiamat, maka tida ada amalan yang lebih utama daripada dzikir. Maka berbahagialah kaum yang senang berdzikir.

Malik ibn Dinar mengatakan, "siapa yang tidak merasakan kenikmatan bercakap-cakap dengan Allah dan menyenangi berbicara dengan makhluk, maka berarti orang itu sedikit amalnya, buta hatinya dan sia-sia umurnya. Ketahuilah ada lima kebaikan dalam dikir kepada Allah, pertama dzikir dapat mendatangkan ridho Allah; kedua dzikir dapat menjaga dari setan; ketiga dzikir dapat melenturkan hati; keempat dzikir dapat menambah gairah ketaatan; kelima dzikir dapat mencegah dari perbuatan-perbuatan maksiat"

Abu laits, seorang ahli fikih menuturkan "Ketahuilah dzikir adalah ibadah yang paling utama. Karena Allah menetapkan batas-batas dan waktu-waktu tertentu untuk semua ibadah. Namun Allah tidak membatasi dan menentukan dzikir hanya dalam waktu-waktu tertentu. Bahkan Allah memerintahkan untuk memperbanyak dzikir tanpa batas. Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah, "Hai orang-orang yang berimanm berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-sebanyaknya (Al-Ahzab 41).

Maksudnya, berdzikir kepada Allah dalam semua keadaan. Dalam keadaan taas maka berdzikirlah dengan menerima ketaatan;; dalam keadaan maksiat berdzikirlah agar mendapatkan petunjuk;dalam keadaan penuh nikmat maka berdzikirlah dengan memperbanyak syukur;dan dalam keadaan tertimpa bencana maka berdzikirlah dengan mempertebal kesabaran. Sumber : (kitab) munyah al-waaizhin wa ghunyah al-muttaizhzhin

Judul terjemahan : 40 Nasihat langit
Karya: Syekh Abd' Al-Hamid al-Anquri

Comments :

Anonymous said...

Aku sangat malu, ternyata Allah memang sangat menyayangiku.,

Anonymous said...

Subhan Allah wal Hamdu LiLlah wa Laa ilaha illallah walAllahu akbar wa Laa Haula wa laa quwwata illa billahil Aliyil adzim

Post a Comment

Tolong jangan diisi dengan spam ya....